Mak Tersayank

Dashboard my Dixi terpajang foto Mak

Awalnya di bagian Dashboard my dixi ada tempelan bertuliskan i love gitu, dari pemegang mobil sebelumnya, sepertinya untuk menutupi bagian yang kurang menarik, otak saya langsung mikirin apa y untuk mengganti ny? Muncullah ide tentang foto, memanfaatkan kertas foto, sedikit edit penggabungan beberapa foto, selanjutnya saya print, agar tidak cepat pudar saya semprotkan clear lalu jemur sebentar. Caption pada bagian foto bersama Mak adalah Mak Tersayank, beri huruf K agar lebih nancep saja di hati. Hehe

 Saya yakin Banyak penulisan untuk Ibu pada sebuah HP teman-teman semua, ada yang menulis "Mama, My Mom, Ibuku, Mami, Bundaku" ada lagi mungkin lain sebagainya penamaan di kontak HP teman-teman, dan saya termasuk yg pernah membuat My Mom di kontak HP, seakan-akan biar keren, namun gak bertahan lama, saya mengganti nama itu dengan "Mak Tersayank" selain kata Mak adalah panggilan saya sehari-hari kepada beliau, inilah bahasa kita, penambahan Tersayank itu adalah sebagai bentuk bahwa dialah orang tersayank, beliau Guru kehidupan, yang sabarnya memang sabar, ayoo teman-teman, siapa nama ibu mu di kontak Hp mu? Ada yang nulis sama dengan saya? Jika ada artinya kita sama2 orang Dusun, haha

Di usia Mak yang sudah 65 Tahun, ternyata beliau masih banyak belajar, ceritanya malam jum'at kemarin saya asik ngobrol berdua Mak, saat itu Ayah sedang pergi undangan Sedekah drmah warga, berdua Mak saya cerita-cerita serius juga santai, kita sampai tertawa berdua, ada nih bagian cerita serius tentang Belajar, Mak cerita bahwa Ayah dan Mak belajar ngaji jg sama guru, lupa nama lengkap gurunya, intinya yang saya petik "beliau berdua yang sudah tua ini saja msh mau belajar, saya malu dalam hati, jadi teringat akan suatu kalimat yang saya kira teman-teman pernah dengar "Tuntutlah Ilmu dari buaian sampai ke liang lahat". Sambil menunjukkan ke saya selembar kertas bertuliskan Arab yang sudah di laminating, berikut foto kertas tersebut :

Tulisan Tangan Ayah

Saya langsung tertarik belajar, tulisan gundul tersebut saya coba baca, dimana ada yang saya tidak tahu, Mak langsung menyambungkan, kita berdua belajar lagi nih, baca berulang, sesungguhnya ini hanyalah pelajaran sederhana jika ditulis dalam bahasa Indonesia, kata Mak ini ayah catat saat guru menjelaskan, Ayah yang terbiasa menulis dalam bahasa Arab ya jadi gini hasilnya, sayang Anak Ayah ini tak bisa begitu, hiks.
Dalam kertas selembar itu ada berisi kebiasaan yang dipakai Nabi dalam kesehariannya.

Di saat kita asik baca berdua, saya nyeletuk "mak mambu petai" (Mak bau pete) haha aroma pete mulai keluar dari mulut kita berdua, Mak coba nutup2 mulutnya, saya bilang 'biaklah mak sayo jugo, kami tertawa lagi haha. Penambah selera makan malam itu, dengan lauk pucuk Ubi tumis yg sedikit berbeda, mak potong2, lain dari pada biasanya, plus sambal tomat ala Mak, jd ingat sambal Lombok, plus gulai daging, suasana makan bersama yang nikmat.

Selain selembar kertas tadi, ada pula buku kecil yg berisi banyak ilmu, ini buku waktu saya kecil dulu, berikut penampakannya :
Sedikit koyak dbagian sampul
Sembari ngobrol, kita sempat foto berdua lagi, Mak yang agak kurusan juga nih, makan yang kurang banyak nampaknya, hehe

Silau lampu dibelakang kita berdua

Obrolan kita kemudian terhenti saat Ayah mengetuk pintu, kita melanjutkan obrolan bertiga dengan tema yang beragam, gak lama berselang enaknya mijitin Ayah nih, beliau adalah Superhero kita dalam keluarga, Nahkoda kapal jika di laut, Jenderal dalam dunia militer, tegas tanpa ragu mendidik kami, ada kekurangan tentulah, bukanlah jadi hal yang akan membuat hati kita membenci orang tua, saat memijit beliau berasa badan beliau kurusan, bagian belakang ada sedikit benjolan, urat2 yang tegang, tak jarang ayah menjerit saat dipijit, terukir jelas ini bentuk perjuangan beliau tak kenal lelah bekerja keras, selanjutnya kita pun tidur, masih kah kita sombong sama orang tua? Jangankan untuk bersua mungkin menelpon mereka saja kita jarang? Apakah kita menganggap mereka baik2 saja?

Antara kebaikkan orang tua dan balasan kita, saya teringat betul tulisan Ippho Santosa dalam buku yang berjudul 7 Keajaiban Rezeki di halaman 35, berikut sedikit saya kutip tulisan itu :
1. Saat kita berusia 1 Tahun, orang tua memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya, kita malah menangis di tengah malam.
2. Saat berusia 17 Tahun, orang tua sedang menunggu tlpon penting, sementara kita malah asyik menelpon teman2 yg sama sekali tidak penting.
3. Saat usia 23 tahun, orang tua membelikan kita sebuah barang yg kita idam2kan, sebagai balasannya kita malah mencela, duh, kalau mau beli apa2 untuk Aku bilang2 dong! Aku gak suka model seperti itu.
4.Saat usia 40 tahun, orang tua sakit2an dan membutuhkan perawatan sebagai balasannya, kita malah beralasan, "papa, mama, aku sudah berkeluarga, Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku. 

Sebenarnya panjang dalam buku itu tiap perjalanan usia, saya coba kutip sedikit, semoga bermanfaat sebagai pengingat kepada diri kita masing-masing, Sehat ya buat Ibu teman2 dimana saja berada, orang tua, Dan semoga Beliau dimatikan dalam keadaan Khusnul Khotimah, ditempatkan di Sorga Allah SWT. Aamiin.

Post a Comment

0 Comments