Covid 19 memanggil keramahtamahan kalian wahai politisi



Disana sini dalam negeri ini, hampir tiap hari selalu ada berita terkait covid 19, virus corona yang telah  mengkhawatirkan negeri ini. Salah satu keponakan ku yang sedang menimba ilmu di pesantren berlokasi di Bekasi ikut pulang, berdasarkan instruksi dari pihak pesantren, disini Kabupaten Tebo, semua sekolahan libur, terhitung sejak Surat Himbauan Bupati Tebo dikeluarkan, berikut isi surat tersebut yang telah beredar

Himbauan Bupati Tebo

Soal virus ini hebohnya luar biasa, tidak hanya dalam hal serius, bahkan dalam candaan seputar virus yang berakibat mematikan ini juga ikut serta diperankan oleh warga +62 alias Indonesia. 

Melalui medsos, semua seakan latah untuk berdebat seputar virus tersebut, bahkan seputar masker saja bisa langka disana sini, lagi-lagi termasuk di daerah tempat tinggal ku, tempat perbelanjaan yang biasa sedia masker sudah sold out, apotek juga telah memasang plang bertuliskan Masker Kosong. Ini potret di salah satu apotik ditempat tinggalku
Potret disalah satu Apotik di Tebo

Langkanya masker ini tidak seperti kala kabut asap melanda Jambi, saat itu banyak komunitas, organisasi dan orang-orang peduli untuk membagikan masker, sampai hari ini tampaknya masker masih menjadi barang langka. Mengejutkan kabarnya masker juga menjadi komoditi ekspor. Apakah benar hal itu terjadi? 

Mendadak darmawannya sang politisi seperti bagi-bagi kain sarung, dompet, kalender, jilbab, baju kaos, jam dinding dan lain lain juga tidak terlihat untuk segera turun membagikan masker ke daerah dapil mereka atau membagikan masker secara masal, padahal harga masker tidak semahal satu buah baju kaos atau barang lain yang menjadi komoditi dagangnya para politisi membeli suara rakyat. 

Kepedulian untuk membagikan sanitizer dan menyemprotkan Desinfektan juga masih minim bahkan belum terlihat, khususnya di daerah tempat tinggalku.

Mungkin hal ini kurang menarik, atau mereka juga lebih memilih libur 14 hari dan berkerja dari rumah saja?

Terlalu dini untuk menilai dan menjugde, atau mereka lebih memilih untuk kepentingan hidup mereka sendiri?

Yihaaaa, semua boleh saja beropini.

Bisa jadi covid 19 memanggil kembali kerahtamahan kalian hai para politisi, atau kalian hanya sok ramah ketika masa pemilu saja?  I don't know, just opinion. Ayoo berbuatlah tanpa tapi dan tanpa nanti. Hey bung coba turun ke jalan lihat-lihat kondisi dan situasi, jangan hanya terlena dengan covid 19, masih banyak PR kalian, kami rindu soal kepedulian yang mengedepankan kepentingan umum, ayoolah kita hidup rukun damai dalam bingkai kemanusian yang adil dan beradab.

Piss

Post a Comment

0 Comments