Demokrasi Keluarga di Pilpres 2014


Foto bersama jelang pergi ke TPS


Alhamdulillah akhirnya momen Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dapat saya manfaatkan untuk berfoto bersama Nyai (baca : Nenek) , Ayah , Mak dan Keponakan saya Kayla Maharani jelang menuju ke TPS 01 Dusun Pauh Taji Desa Tanjung Aur Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, Rabu 9 Juli 2014.


Pilplres kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan 1435 H, jadi mulai dari awal bangun saat sahur saya sudah begitu bersemangat untuk mencoblos pilihan saya.


Pilihan saya berbeda  dengan Nyai, Ayah dan Mak, namun tidak menjadi masalah besar buat kita, pilihan saya bertolak belakang dengan Pilihan mereka. Inilah pembelajaran Demokrasi dalam keluarga.


Ayah menilai saya memilih karena ikut SLANK, dan beliau tau kalau saya slanker,inilah mungkin resiko jd slanker, hehehe namun sebenarnya kebetulan saja pilihan itu sama, karena Slank tidak pernah memaksa dan mengarahkan slanker untuk memilih siapa, bahkan saya baca berita bahwa Bim2 Slank dan Ayah nya pun berbeda pilihan. 


Selanjutnya malam itu dialog bersama ayah tentang Pilpres tidak membuat saya mempengaruhi pikiran beliau untuk memilih no 2. Karena siapapun yg terpilih masa iya Ayah dan anak jadi berantem.


Begitupun pilihan Mak dan Nyai, bahkan saat ke TPS beberapa kali saya menjelaskan kepada Nyai tentang cara pencoblosan pilihannya, untung perbedaan antara kedua calon sangat kontras, satu pakai Kopiah (Peci) Dua Tidak, jadi saya gampang menjelaskan pilihan nyai dan itulah salah satu pengaruh pemilihan Nyai.


Sebagai cucu yang dari kecil mengenal nyai, beliau sering mengingatkan saya ketika mau Shalat lupa gunakan Kopiah (Peci), sedari kecil yang tertanam dalam benak saya adalah setiap Sholat ya harus pakai Peci, ternyata itu tidak mutlak harus dipakai kok, akan tetapi itu merupakan identitas di Indonesia, dan memang saya lihat dari kecil semua Ustad dan Guru Ngaji menggunakan Kopiah (Peci).


Setelah melihat Quick Count di TV, saya mendapat telpon dari Abang. Doa mengucapkan Selamat kepada Saya atas kemenangan Jokowi-JK, padahal saya bukalah Tim sukses, hanya seorang Rakyat pemilih, Rasanya Sangat Demokrasi di Dalam Keluarga ini, saat di telpon dengan candaan saya berucap "Keluarga No 1 pilihan Presiden No 2" hehehe.

Piss

Post a Comment

0 Comments