Bumbu-bumbu kebencian sedang marak dipasarkan


Sumber foto : Internet


Hukum untuk orang kaya
Bisa Kau tambal dengan Uang
Demokrasi tuk Penguasa
Politik selalu Penuh Uang
Curang!!!

Paragraf bertinta merah di atas adalah kutipan dari lirik lagu, tidak perlu saya jelaskan lagi itu lagu milik siapa, saya percaya kalian sudah mengetahui dengan sendirinya. 

Seakan memaparkan lantang sikon di Indonesia terkait politik, bagian lirik itu mengatakan Politik selalu Penuh Uang,
Curang!!!

Menyedihkan bukan?
Silakan kalau mau nangis dulu, kita hening sejenak tanpa ada lagu.

Cukup ya, gapapa jika masih nangis dilanjutkan, sekalian baca ini juga dilanjutkan, karena ini tulisan penting buat jadi acuan kita menuju Pemilu 2019. 

Haha udah kayak penulis terkenal saja, santai kawan, gak usah kaku banget deh, dilemesin aja, saya tau mungkin tadi malam terlalu banyak begadang, berhubung hari ini hari minggu, harinya libur, biar paham dan masuk ke pikirannya, gak ada salahnya kawan-kawan minum Air Putih dulu.  Saya minum juga nih, plus ngunyah roti gabin. Haha

Berasa berat juga kalo udah ngomongin politik, mau gak mau hidup kita tidak lepas pula dari Dunia ini, cuma harusnya kita pada memegang teguh dasar negara, jadikan acuan pula Bhineka Tunggal Ika, belajar berdemokrasi dengan cerdas, meski kita mungkin tidak cerdas cerdas amat, setidaknya ada kemauan kita sama-sama belajar. Itu saja sudah jauh dari cukup.

Ayooo lah menuju pemilu yang asik, berhentilah para petinggi, para pemegang kekuasaan, para elit, para pengamat politik dunia nyata dan terkhusus dunia maya sekaligus muncul yang instan instan, menebar kebencian, menyebar fitnah  meneruskan berita yang belum tentu pula benar, membagikan berita yang kalian sendiri belum paham betul, semua cuma karena adanya bumbu-bumbu kebencian dari hati. Yuk belajar menjaga hati, kalau menjaga keamanan terlalu berat, lagian ada pihak terkait, cukuplah kita menjaga hati. Terlihat mudah namun ini berat. Bener apa betul? 
Stop stop, gak berat kok, intinya belajar, kalau berat juga, ya udah, kan berat sama dipikul kalo ringan sama di jinjing, artinya kita bersama bersatu saling mengingat saja. Toh kita gak hidup dapat saja berpotensi melakukan kesalahan, kalau selalu benar mungkin tidak pernah kita akan intropeksi diri.

Ayooook kita toss dulu,
kita Ini Bangsa besar, berbeda suku dan Agama, bersatu padulah. 

Kalau kita hanya rakyat kecil gak punya kekuasaan, setidaknya kita tidak menjadi bagian dari penyebar kebencian, kita sering dimanfaatkan oleh mereka yang ingin berkuasa, berhentilah kita mau dijadikan bagian dari Adu domba. Semoga kita Bisa ya.

Hati-hati karena "Bumbu-bumbu kebencian sedang marak dipasarkan" jika terlanjur membeli, gak usah di masak, dibuang saja ke tong sampah. Kasian kita jadi ikut makan dagangannya para orang-orang yang haus kekuasaan. Setelah jadi kerap melupakan, kita sendiri jadi korban, silaturahmi jadi hilang, seiring mereka menghilang setelah bumbu-bumbu habis dipasarkan.

Piss

Hmm laper juga nih, cuma roti gabin doang, gak ada yang ngajak sarapan apa? Hehe

Post a Comment

0 Comments