Cerita indah dari Semarang


Siap2 berlabuh

Mak yang baru saja sampai dirumah Jum'at pagi minggu lalu terpaksa harus terbaring menahan sakit dikarenakan beliau terjatuh setelah terinjak air dilantai, tetelentang elok kalo dibahasa daerahkan, hehe.

Rencana ke pagar Alam gak jadi, pikiran kalut dicoba tetap bersabar dan berdo'a dalam hati melihat kondisi Mak yang benar-benar sesak buat bernafas. Langsung menelpon kakak ku, dia segera datang bersama kakak ipar, dan mereka juga segera mencari tukang urut, datang lah si wak kami memanggilnya, berasa kurang puas melihat perkembangan Mak, saya atas perintah kakak ketika hari memasuki sore segera ke semarang.


Dengan menggunakan sepeda motor berlari kencang, sampailah di dermaga penyebrangan semarang. anak kecil nan ramah mulai terlihat ingin menyapa dan bertanya, saya pun menerima obrolan dengan bersemangat, saya yakin anak kecil itu sangat merasa dihormati ketika obrolan dia kita tanggapi, keyakinan ini berasal dari saat kecil ketika kita dihargai untuk berbicara.

Meski kalimat "ah kamu masih anak kecil tau apa?" Acap kali terlontar dari mereka yang tidak menghargai obrolan anak kecil. Oh ya semarang disini bukan di pulau jawa sana ya, tetap di Wilayah Kabupaten Tebo, Kecamatan Tebo Tengah.


Semarang kita singkat dari Semabu seberang, artinya Desa semabu yang diseberang. Tujuan adalah mencari Rumah specialis urut, berbekal nama yaitu Wak Razi, dia ini pernah ngurut anaknya Personil Dewa 19 Ahmad Dani.
Dermaga menuju semarang

Suasana di semarang

Melalui obrolan tadi pula saya sempat bertanya rumah wak razi dimana? Dengan anak kecil yang saya maksud, dia masih duduk dibangku sekolah dasar, saat itu sedang membantu Ayahnya di Tempek atau ketek kita menyebutnya untuk armada angkutan penyebrangan yang ada.

Sesuaikan saja deh untuk di daerah kalian menyebutnya apa. Indonesia ini Indah dengan berbagai perbedaannya. Ongkos nyebrang berapa dek? Rp. 5000 ribu PP bg katanya dengan ramah, dan diakhri "gek be bang bayar nyo,".

Saya berlalu tanpa bertanya siapa nama anak kecil tadi, obrolan kita yang asik sampe lupa nanyain nama. Haha
Berbekal info dari anak kecil itu saya temukan rumah wak razi, meski harus bertanya ulang di atas. Namun cuma satu kali bertanya saja. Ops wak razi gak dirumah, alangkah kecewanya saya saat itu, namun wak cewek alias istrinya dengan ramah menyuruh untuk menunggu, ada pula satu laki2 beserta istri dan anaknya sudah antri untuk urut, padahal wak razi belum membuka no antrian, hehe.


Wak cewek menyuruh untuk minta no hp wak razi disalah satu konter di Semarang. Saya mau gass kesana, eeh ada seorang cewek datang, nah saya langsung nanya 'ada liat wak razi gk?' Rupanya itu anak gadis nya wak razi, sekalian deh nanya no hp wak razi, memang kalo jodoh gak kemana, cuss pencet tombol hp dan nelpon, wak razi angkat, ngobrol singkat padat cepat, tak berselang lama wak razi hadir, namun beliau harus mengurut pasien yang telah antri dulu. Begini  nih kalo udah terkenal. Nunggu dulu, yang penting wak razi udah deal mau dibawa kerumah.

Ngeeeeng waktunya telah tiba, kita gass poll untuk kerumah, ketemu lagi dong sama anak kecil yang tadi, baru ketika itu kita ngobrol lagi, saya juga nanyain namanya, malam ini kok jadi lupa ya, seingat saya inisialnya F, mohon maaf jika salah. Saya melihat dia bersemangat sekali membantu ayahnya. 

Entah karena dia takut dengan Ayah atau memang dari hati, biarlah menjadi misteri dan cerita indah dia dimasa depan nanti, selayaknya anak sekecil itu banyak sibuk bermain gadget, bahkan colokan tak lepas dari HP mereka, ketika ortu mau mengambil hp, tangisan menjadi senjata, orang tua mereka pun  senang, asal anak gak nangis, main hp deh tuh. 

Berbeda dengan si anak kecil di semarang ini. Meski tidaklah semua anak kecil seperti dia. Ketek kita berlabuh di dermaga penyebrangan, 5 ribu rupiah saya kasih ke dia. Wak razi dan saya menuju rumah.
Urut pun dilaksanakan, usai urut saya kembali mengantar wak razi pulang. Di atas motor saya juga ngobrol2 sama wak razi. Ini obrolan anak muda dan orang tua. Sampai mengantar pulang saya mengucapkan terima kasih atas waktunya wak.

Mak pun mengatakan kalau dia merasakan ada perubahan dan enak urutnya, ucap Mak singkat. Alhamdulillah.


Sampailah 2 x urut dengan wak razi. Hari ini mak sudah jauh perkembangannya, namun rasa sakit masih ada. Belum pulih betul, semoga secepatnya mak kembali pulih sedia kala. Aamiin. 

Post a Comment

0 Comments