Ternyata Aku Salah Menilai, Kawan Vespaku Mengajarkan Berjiwa Sosial

Snap Akun IG TSI

2 (Dua) malam sudah berlalu, nyai (nenek) ku di rawat di RSUD Syaifuddin Muara Tebo, Mak Tersayank selalu stand by, beberapa kali postingan di status Whatapss seputar nyai aku buat, entah apa yang merasukiku sehingga terlihat alay untuk memberitahukan ke khalayak bahwa nyaiku sedang sakit (kalau berfikir suuzon mungkin seperti itu) mulai waktu beliau sedang di Rumah ketika itu beliau Sholat duduk dan sholat dalam keadaan baring, Aku merasakan nyai sedang memberikan pelajaran akan kewajiban sebagai Hamba, dalam hati aku menangis karena dalam keadaan sehat kadang kewajibanku tertinggal oleh kesibukan Duniawi. Lantas beberapa kawanku respon dalam chat, ada pula yang hanya melihat saja. Semoga video itu menjadi pelajaran pula untuk orang lain. Aamiin. Dari situ pula kawan-kawan tau bahwa nyaiku sakit. 

Kalimat "semoga lekas sembuh" bermunculan. Trims Kawan. Masih banyak yang peduli ternyata. Saat pertama di RS kembali aku membuat status, kala itu botol infus difoto, dari sanalah saudara dan kawan-kawan tau bahwa nyaiku akhirnya masuk Rumah Sakit.

Muaaah

Masuk malam ketiga nyai di RS, Senin 28/10/2019 aku berdua Mak tersayank menemani, malam ini kembali aku sedikit alay, foto sedang mencium nyai dan menaruh di status wa, niat ku sih mendokumentasikan moment special bersama nyai, ternyata kembali respon dari teman-temanku masuk melalui chat, ada satu chat bertanya 'dimana bg?' Seperti yang terlihat dibawah ini :

Isi Chat temanku TSI

Itu jowe kawanku sesama pengendara Vespa, sehari-hari aku malah jarang bersamanya, hanya saja Vespa telah menyatukan kami dalam perbedaan yang ada. Komunikasi lumayan sering terjadi juga melalui media sosial, terharu ternyata mereka mau datang ke RS, sampai buat snap di status Instagram Komunitas mereka bernama Tebo Scooter Independent. 7 orang hadir malam itu, sebelumnya ada satu orang kawanku hadir duluan, dia juga aku kenal dari sesama pengendara Vespa, meski vespanya sudah tiada, jiwanya terus ada, semoga vespanya ada lagi bro, dulu kami berada dalam satu naungan komunitas bernama Generasi Pengendara Vespa, namanya pun di HP ku msih ada singkatan GPV, baru sadar belum diganti, haha. Kawanku ini sudah dua kali hadir, saat siang dan malam, buah tangan mereka bawakkan. Bangga dan Bahagia punya teman seperti mereka. Kadang di anggap sebelah mata, kadang dicela karena pakaian mereka lebih condong slenge'an, kendaraan sedikit bising dan dianggap kelas bawahan. Bahkan teman-teman ku ini suka nyamperin scooterist yang suka bawa sampahan. Ini termonitor di akun sosmed mereka. Aku jadi salut, ucapan terima kasih dan salaman brother sebagai pengantar mereka pamit pulang hampir jam 11 malam, saat itu perawat yang masuk sudah berbisik agar tidak lagi berisik. Namanya ngumpul ya kita kadang bersuara lebih, sumpah aku terharu sekaligus berasa ditampar oleh kawan-kawan Vespa ku ini, sangat jarang aku duduk bareng dalam keseharian, karena masing-masing sibuk dengan aktivitas berbeda. Aku masih menemai nyai hampir larut malam, sedangkan Mak sudah tidur duluan diatas kursi hitam dalam Kamar Teratai.

Kemudian aku tidur di atas karpet hijau, saking udh ngantuknya aku lupa gelar kasur, haha. eh jelang Jam 4 pagi aku sudah terjaga, udah gak mau tidur lagi, kepikiran dan meneteskan air mata haru atas kedatangan kawan-kawan Vespaku. Sekali lagi aku bahagia berada diantara kalian. Telah mengajari aku berjiwa sosial, tenyata aku salah menilai, dan akupun suka lalai, tentang cara pandang, cara bersikap dan berbuat. Terima Kasih kawan-kawan Scooterist atas ilmu bermanfaatnya, gass terus petouring sejati "Sekok Vespa Banyak Kanti" . Piss

Post a Comment

1 Comments

  1. Terharu bang, semoga nyai bg adi lekas sembuhhhh. Salam dari TSI bang.

    ReplyDelete