Pernah Naik Kapal Terbang, Bagaimana Kabarnya Ditengah Pandemi Covid-19?



NORAK kali ya, apa yang pernah aku lakukan dulu, waktu di bandara foto, depan maskapai foto, di atas pesawat foto. Hehe

Ada yang unik dari judul tulisan kali ini, "KAPAL TERBANG", ya sengaja gak mau nulis pesawat, kangen masa kecil ketika pesawat melintas di atas ketinggian.

Ceritanya, KAPAL TERBANG adalah nama lain dari pesawat, aku dan teman-teman menyebutnya Kapal Terbang.

Setiap ada pesawat melintas, terdengar suara dari orang tua "Kapal Terbang lup, tengok tu ha" (pesawat terbang nak, lihat itu) sembari telunjuknya mengarah ke atas.

Itulah awal mula aku menyebutnya kapal terbang, meski terlihat sangat kecil diatas ketinggian dan berlalu sangat cepat, rasanya cukup puas berlari keluar rumah untuk melihat. 

Masa kecil seakan tak pernah habis dengan dunia permainan/hiburan, begitupun dengan melihat kapal terbang tadi.

Itulah nama unik di Kampung ku, apakah di daerah kalian  juga ada yang menyebut dengan nama yang sama?

Aku sampe penasaran, saat melanjutkan tulisan ini, aku sempatkan browsing dan mengetik kata kunci "KAPAL TERBANG" di salah  satu mesin pencarian.

Semua menampilkan PESAWAT TERBANG, namun ada satu yang tidak, berikut aku screen shoot melalui HP ku :


Ternyata gak  ada yang salah sama bahasa dikampung ku.

Aku sempat bergumam dalam hati, kapan ya bisa naik kapal terbang? 

Lagi-lagi norak, hehe. Kemudian gumamamku terjawab kala itu, Aku lebih dulu menjual Tiket Pesawat Online, dengan nama "ADHI SAWANK TRAVEL". Tahun 2012.

Memasuki Tahun 2013 akhirnya aku naik kapal terbang juga, bersama salah satu teman semasa kuliah ku dulu yang sudah berkerja jadi ASN. Puja namanya, dia mau melakukan perjalanan dinas, sedangkan aku hanya ikut main saja.

Terbang menunu Ibukota, Jambi-Jakarta dengan maskapai Lion Air, dapat harga tiket Rp. 349.000,- (tiga ratus empat puluh sembilan ribu).

Dapat tiket promo, sengaja cari yang harga terendah, menyesusaikan dana, hehe.

Wow.... sebagai orang yang pertama kali naik kapal terbang, aku merasakan sensasi ketakutan, kala itu cuaca lagi buruk, pramugari mengumumkan, berbagai do'a turut dipanjatkan.

Norak lagi? Aah biarlah, ini bagian dari kisah. 

Horee sampai Jakarta, menuju BSD tangerang, kita mau nonton Mega Konser acara Soundrenaline, muntah-muntah deh nonton beragam musisi tampil disana.

Ternyata naik kapal terbang mengajarkaj disiplin diri dak mematuhi aturan. Diantaranya :

1. Tidak boleh datang terlambat, bakal kena tinggal
2. Tidak boleh bawak sajam dan barang lain sejenisnnya. Saat itu di dalam tas ku ada gunting, ya harus ditinggal saat mau memasuki bandara.
3. Harus pasang sabuk pengaman.
4. Tidak boleh merokok, meski di dalam toilet sekalipun.
5. Silakan tambahkan deh sama teman-teman......

Intinya kita tu yang tadinya tidak disiplin dan suka melanggar aturan bisa jadi berubah.

Pesawat telah menjadi pilihan untuk jalur transportasi cepat antar provinsi bahkan antar Kabupaten di Indonesia.

Hampir setiap hari sudah ramai orang menggunakan jalur ini, bandara pun sudah meluas, salah satu contoh di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, merupakan tetangga Kanupaten Tebo, jauh sebelumnya tidak ada, menjadi ada pesawat.

Lalu bagaimana nasibnya ketika pandemi covid-19 ini melanda Indonesia?

Saat ini bandara dikabarkan tutup, tentulah banyak kapal terbang yang tidak jalan.

Orang mau mudik dilarang, biasanya setiap tahun penuh dan harga tiket semakin mahal mendekati lebaran, ini dari pengalaman aku menjual tiket pesawat. 

"SAWANK TOUR AND TRAVEL" saat ini namanya, sudah sangat jarang membooking tiket. Bagaimana dengan para agen tiket pesawat di kota-kota besar? Yang punya karyawan lebih banyak. Apakah dilakukan PHK atau di rumahkan?

Tampaknya pandemi ini dari sisi ekonomi juga berimbas pada mereka.

Apalagi dengan perekonomian orang di kampung, harga komoditi sawit dan karet sangat rendah, sembako sebagian naik, sebut saja harga gula dan lain sebagainya. Mau bikin kue dekat lebaran bisa jadi terhenti.

Sama-sama kita berdo'a agar pandemi ini lekas berlalu, aktivitas normal kembali, saat ini tampaknya memang harus disiplin diri dan mematuhi aturan.

Banyak pula dana dikucurkan ditengah pandemi, semoga tidak menjadi ajang mencari simpati dan pengelolaan dana yang di korupsi.

Kami butuh transparansi, empaty dan saling menghargai.

Berkerjalah dengan hati yang ikhlas, cerdas dan selalu mawas diri.

Selamat berkerja teman-teman.

Oh ya, foto di atas bukan ketika pertama kali naik kapal terbang, itu foto perdana saat bandara Sultan Thaha Jambi yang baru mulai digunakan. Kebetulan aku pas pulang dari Bogor bersama temanku Yusuf.

Pertama kali malah gak ada dokumentasi, ini malah Norak. Haha.

Sekian.

Salam Damai Selalu.

Piss


Post a Comment

0 Comments