Gara-gara Game Jadi Lupa Caranya Beradab

www.adhisawank.com



Sebelum saya bercerita kisah nyata tentang gara-gara game. Ada baiknya kita pahami dulu apa itu adab? 

Berikut ini definisi adab dalam bahasa Arab
, kata adab merupakan bentuk kata benda dari kata kerja adaba yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral, nilai-nilai, yang dianggap baik oleh masyarakat.

Pentingnya adab ini, di Indonesia sendiri diabadikan dalam bunyi butir dasar negara yakni Pancasila.

"KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB"

Begitu pentingnya Adab dalam hidup bersosial.

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berpesan, "Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu. Kalau hanya berilmu iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia".

Hati saya tersentak begitu pilu, ketika berselancar di dunia maya. Membaca berita di media online maupun mendengar dan menonton berita di beberapa stasiun tv melalui kanal YouTube.

Kisah remaja mengalami gangguan saraf karena kecanduan game online, bocah 12 tahun dibunuh teman gara-gara game online di Jombang.

Cerita Ibu bayar tagihan game online anaknya sebesar Rp 11 juta, tidak sedikit pula kisah bocah hingga orang dewasa beraksi menjadi maling gara-gara game. 

Perubahan yang begitu sadis, akibat kecanduan game. Untuk perubahan kecil yang sering ditemui disekitar, mulai dari mengabaikan panggilan orang tua, mengabaikan komunikasi dengan keluarga.

Banyak pula yang melalaikan waktu sholat, hingga mengabaikan komunikasi terhadap konsumen.

Yang terakhir ini, beberapa waktu lalu saya alami sendiri. 

Belum genap satu bulan, saya belanja ke salah satu toko bangunan. Sebut saja toko bangunan GAMER (bukan nama sebenarnya).

Nama itu saya sebut karena penjaga toko tersebut asik menatap layar ponselnya dan menjawab seadanya, hingga kesulitan untuk menjawab berapa harga barang yang saya tanyakan.

Sesekali dia meletakkan ponsel, namun hanya berselang hitungan detik, ponsel kembali diambil dan tetap asik melanjutkan game yang sudah menjadi candu baginya.

Sampai pada saat mau membayar, sambil menghitung total belanjaan saya, dirinya tetap tidak lepas dari game tersebut.

Sudah terlanjur memasuki toko tersebut, dan hanya bisa bersabar akibat ulahnya.

Kejadian ini bukan yang pertama saya alami, pernah juga masuk ke toko klontong, saat itu yang menjaga toko adalah seorang remaja. 

Hal serupa terjadi, abai terhadap pembeli alias konsumen.

Harusnya hal ini tidak boleh terjadi terhadap sebuah pelayanan.

Berbicara game, ini sudah ada sejak lama. Bedanya hanya saja di jaman sekarang, jaman yang dikenal dengan istilah millenial. Game sangat mudah ditemukan.

Banyak penyedia aplikasi game melalui ponsel atau smartphone. Bermodalkan koneksi internet banyak game online bisa dimainkan. Mulai dari yang gratisan hingga berbayar. 

Kecanduan game ini tampaknya mengikis adab anak-anak terhadap orang tua, juga mengubah perilaku bagi orang dewasa yang kecanduan game. Apalagi game judi yang banyak mengubah sikap para orang tua di dalam keluarganya.

Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang lebih mengutamakan adab dari pada ilmu. Dimana game dibuat oleh orang-orang yang berilmu. Pun dimainkan oleh banyak orang berilmu. Namun adab sangat penting dikedepankan.

Sehingga tetap menjadi gamer yang beradab. Mungkin bermain game hanya untuk melepaskan penat semata saja. Bukan membawa perubahan adab ke arah yang buruk.

Sekian dulu, salam damai. Piss

@adhi.sawank

Post a Comment

0 Comments